Wednesday, 18 November 2015

Waspadai ISTIDRAJ

Makna istidraj:
Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah, yang artinya:

“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)
(HR. Ahmad, no.17349, Thabrani dalam Al-Kabir, no.913, dan disahihkan Al-Albani dalam As-Shahihah, no. 414).



Dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 141) disebutkan, “Ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, Allah buka pada mereka segala pintu nikmat sebagai bentuk istidraj pada mereka. Sampai mereka berbangga akan hal itu dengan sombongnya. Kemudian kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Lantas mereka pun terdiam dari segala kebaikan.”

Banyak orang beriman yang gagal dalam menjalani ujian kenikmatan yang diberikan Allah  SWT kepadanya, baik kenikmatan berupa harta/kekuasaan/kesuksesan dll. Kebanyakan dari mereka tidak menganggap bahwa setiap kenikmatan yang didapat bukanlah suatu ujian dari Allah SWT sehingga membuatnya ujub (takjub pada diri sendiri), menganggap bahwa setiap kenikmatan yang diperolehnya semuanya karena kemampuannya yang dia miliki-kecerdasannya, kekuataannya, ketekunannya, ketampanannya, kecantikannya-sehingga melupakan adanya  adzab Allah SWT yang akan datang dengan sekonyong-konyong dalam setiap kenikmatan yang mereka dapatkan.

Mereka tidak perduli haramnya harta yang mereka peroleh, melupakan amanahnya sebagai seorang pemimpin, berbangga diri serta sibuk dengan semua kenikmatan yang dimiliki sehingga lebih takut kehilangan kenikmatan dunianya yang sesaat daripada datangnya adzab Allah SWT yang akan menimpanya dengan sekonyong-konyong, seakan-akan janji Allah SWT hanya sebuah cerita pengantar tidur semata.

Ketika adzab-Nya datang tidak ada kekuatan mahluk yang dapat menundanya dan mengelak darinya kecuali Allah SWT, maka bersegeralah tinggalkan semua kenikmatan yang kita rasakan namun sesungguhnya itu adalah merupakan  ISTIDRAJ.

Wallahu’alam bish shawab, semoga bermanfaat.


Sumber : Grup WA MRTK

No comments:

Post a Comment